lagi lagi kabut menghalangi pandangannya, berkali-kali gadis itu mengerjapkan matanya, namun butiran bening masih saja mengalir dari mata indahnya. selalu begini tiap kali dia teringat pada masalalunya. kala sesal, geram, dan penat berbaur menjadi satu, silih berganti hinggap dalam batinnya.
kerap gadis itu menyesali kenapa harus jatuh cinta pada lelaki seperti dia.
kenapa gadis itu amat menyayangi lelaki seperti dia.
gadis itu masih terlalu lugu, terlalu polos menerima luka sedalam itu. gadis itu terlalu baik untuk disakiti oleh lelaki seperti dia.
lelah untuk selalu merasa terluka, gadis itu mencoba untuk berpaling, dan mencari hati yang lain yang mampu membuatnya nyaman. hingga saat ini, gadis itu belum menemukan pelabuhannya.
tiap kali dia menoleh kebelakang, dia akan selalu merasa sakit, sementara dia tau, ada sepotong cinta yang tertinggal dibelakang, yang tak pernah lagi dapat ia raih untuk ia genggam.
goresan pelangi dan tetesan air mata terus mewarnai kotak hidupnya tanpa sosok lelaki mendampingi. ribuan warna terlukis oleh orang-orang yang mengaguminya, menyayanginya, namun satu yang tidak dia sadari. hati sang gadis yang perlahan beku. hatinya yang dengan susah payah telah ia jaga, pecah berkeping-keping, berantakan tak keruan. bagaimana lagi ia harus memunguti pecahan hatinya????
tak pernah ada yang mengerti betul tentang cinta. semua nampak begitu indah, namun hanya fatamorgana. tak selalu cinta itu indah. cinta amat pahit bila dirasa, kala goresan luka tertanam dihati. cinta hanya fantasi, tak pernah ada yang abadi. hanya cinta dari Tuhan yang selalu nyata.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar