entri ini adalah entri lanjutan dari entri saya sebelumnya...
Begitu ibadah selese, saya dan Kak Ivon nampak begitu terberkati sekali oleh firman dari pak pendeta yang seperti menampar pipi mulus saya dengan sendal jepit. Sebelum keluar dari gedung gereja, saya dan Kak Ivon berdoa, saya minta agar Tuhan selalu hadir dalam hidup saya. Juga agar firman yang saya terima pagi ini, bisa mampir, lalu tinggal dalam hati saya, jadi ga sekedar masuk kuping kanan keluar kuping kiri, atau masuk kuping kanan, dan keluar lewat hidung (maklum, saya kan lagi pilek)
Selese doa saya keluar dari gedung gereja, dan bersalaman dengan pak pendeta, beserta imamnya. Pikiran saya langsung terpusat untuk dapat menemukan sosok aduhai yang beberapa waktu lalu pernah saya post-kan di web ini. Kadang akal sehat saya mikir, sebenernya saya tuh ke gereja mo ngapain coba??? mau ketemu Tuhan, atau mau ketemu mas Rengga??
dan dengan nakal, saya membatin, 'gapapa ya Dadd, salam menyelam minum air' hahahahaaaaaa....
Begitu sudah diluar, saya dan kak Ivon berunding, mau sarapan dimana nih? sambil mata saya terus jelalatan mencari sosok tinggi besar aduhai itu. Namun apa daya, saya ga nemu-nemu juga..
Lalu saya minta Kak Ivon, biar kita bisa makan di Briska, rumah makan dibelakang kampus Satya Wacana, ga begitu jauh dari kost. Sampai belakang kampus saya sedikit putus asa, kok saya ga menemukan mas mas seksi itu lagi. Apa dia ga ke gereja? pikir saya. Saya berjalan terus disebelah kak Ivon dengan sukacita (karena firman). Dan saat saya dan kak Ivon berbelok ke kafe briska, terkejutlah saya, saya mangap, ternyata Rengga uda nongkrong disitu sama teman-temannya. Saya girang. Seneng juga saya memilih makan di Briska.
sebenernya ada beberapa alasan kenapa saya pengen makan disana, pertama, karena saya kangen sama ayam asam manisnya, dan kedua, siapa tau, saya ketemu Rengga disana, karena beberapa kali saya melihat Rengga makan disana, eh ternyata ketemu beneran, Puji Tuhan....
Kak Ivon memilih tempat duduk yang membelakangi meja mas Rengga dan teman-temannya, saya agak sebel tuh, kenapa kita ga duduk disebelahnya aja, bukankah masih ada tempat untuk saya dan kak Ivon disana. Tempat duduk pilihan kak Ivon itu menghadap ke tembok, dan kami membelakangi meja mereka, meskipun ga pas didepan meja Rengga juga sih, depan agak kekiri lah.
Saya yang mengambil menu, dan saya juga yang mengembalikan menunya, dengan harapan mas Rengga melihat ke arah saya, beruntung saya pagi ini memilih baju yang bagus, dan make up yang menunjang, jadi saya ga keliatan malu-maluin didepan doi.
Saya duduk agak nyamping, sehingga saya bisa curi-curi pandang ke arah mas Rengga yang aduhai itu. Cukup lama saya dalam posisi itu, sesekali saya ngobrol-ngobrol ringan sama Kak Ivon, dan saya percaya banget, Rengga juga memperhatikan saya, walaupun mungkin cuma sebentar.
Seingat saya, Rengga pesan nasi selimut tanpa keju, gara-gara kejunya habis. Sudut mata saya memperhatikan Rengga yang makan dengan lahap, sambil sesekali bergurau dengan teman-temannya. Saya juga pelan-pelan bisa mendengar suaranya, asyik banget deh pagi ini di kafe Briska. Ga ada yang bisa mengalihkan perhatian saya dari sosok aduhai ini. Bahkan ayam asam manis pesanan saya itu.
Rengga selesai makan, saya masih memperhatikan dengan sudut mata saya. Ga tau saya yang geer atau gimana, tapi saya kok jadi ngerasa mas Rengga ini memperhatikan saya, atau dia malah memperhatikan ayam asam manis saya?
ahh, terserahlah, yang penting saya merasa diperhatikan.
Dan semuanya, semua bayangan sosok mas aduhai itu pun hilang begitu sosok itu pergi, dadah mas Rengga, sampe ketemu lagi mas Rengga
terimakasih Tuhan untuk hari minggu ini...
Take it slow, make it flow, let it glow
Salam manis dari tikii yang selalu manis........
Tidak ada komentar:
Posting Komentar